Qada artinya Rencana/ketentuan, Qadar artinya Realisasi dari Qada, iman kepada Qada dan Qadar Allah merupakan rukun iman yang ke 6, beriman kepada Qada dan Qadar artinya membenarkan bahwa Allah sudah menetapkan kebaikan dan keburukan sebelum manusia diciptakan, sehingga kita harus percaya terhadap takdir baik dan takdir buruk dari Allah SWT.
Semua orang berkeinginan terlahir dari darah biru atau golongan konglomerat yang memiliki jabatan dan kekayaan, wajah rupawan terpandang dimasyarakat tapi Allah sudah menetapkan sebelum manusia diciptakan, apakah terlahir sebagai orang kaya, miskin, terlahir dengan wajah rupawan, berkulit putih, hitam, tinggi, pendek, pintar, bodoh, lemah, kuat. itu semua merupakan Qada dan Qadar Allah SWT.
Sehingga kita harus meridhai terhadap apa yang terjadi dan meridhai yang akan terjadi, karena itu merupakan Qadar Allah baik bermanfaat, atau Madharat. contohnya: ketika seseorang menaiki motor, seorang pengemudi sudah sangat hati-hati tetapi tertabrak dari belakang sampai terjadi kecelakaan ,,, nah kecelakaan itu merupakan Qadar Allah yang harus diridhai.....
ada seseorang bertanya:
1. bagaimana dengan seseorang yang ditakdirkan menjadi orang yang baik dan suka beribadah ????
2. bagaimana dengan seseorang yang ditakdirkan menjadi orang yang jahat dan suka maksiat ???
3. berarti Allah tidak adil ???
jawaban dari 3 soal itu ialah:
Dalam kitab safinah halaman 11 ditengahnya dikatakan, kalau takdir baik itu pasti dari Allah SWT sedangkan jelek itu dari manusia, kalau jelek jangan menyandarkan kepada Allah, memang secara hakekat Allah yang menciptakan kebaikan dan kejelekan, hanya saja kalau seorang ditakdirkan menjadi seorang yang baik, ,, nah baiknya itu adalah Fadol dan takdir Allah,, sedangkan seseorang ditakdirkan menjadi ahli maksiat,,, nah,,, maksiatnya itu jangan disandarkan kepada Allah, karena kejelekan/ maksiat dilakukan atas dasar keinginannya sehingga harus bertobat..
ada 3 Aliran pendapat mengenai Qada dan Qadar :
- Qadariah: berpendapat bahwa segala pergerakan, perbuatan dan pelaksanaan itu oleh Allah SWT, tidak ada campur tangan manusia. Sehingga meraka jarang berdo'a sebab tidak akan merubah yang lama/ yang sudah ditetapkan.
- Mu'tajilah: berpendapat bahwa segala pergerakan, perbuatan dan pelaksanaan itu oleh manusia seutuhnya, alias tidak ada campur tangan dari Allah SWT.
- Ahlu Sunah waljama'ah: berpendapat bahwa Segala perbuatan, pergerakan, dan pelaksanaan dari Allah SWT hanya saja manusia memiliki campur tangan untuk berbuat, bergerak dan melaksanakan, melalui Kasab / usahanya.
Comments