Kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Kesimpulan dan penjelasan mengenai pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara. 

Nama saya Ii Abdul Muhyi Mudrika, CGP angkatan ke - 7, lahir di Bandung pada tanggal 29 Maret 1993, saya seorang pendidik di SDN Babakan Wangi Kec. Cicalengka Kab. Bandung.

Selama bertugas disana saya banyak berkolaborasi dengan kepala sekolah dan para guru untuk memajukan sekolah agar selalu unggul dari sekolah sekitarnya.

Adapun agar selalu menjadi sekolah unggulan saya berinisiatif mengikuti program CGP Angkatan ke - 7, diawal program pembelajaran modul 1 saya banyak menemukan pemikiran-pemikiran bapak Ki Hadjar Dewantara yang sangat relevan dengan dunia pendidikan, salah satunya filosofi yang sangat populer yaitu Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan menjadi seorang guru yang harus memberikan suri tauladan baik), Madyo Mbangun Karso (di tengah harus mampu membangkitkan atau menggugah semangat), Tut Wuri Handayani (di belakang harus memberikan dorongan moral dan selalu memberikan motivasi). 

Ada 5 pemikiran yang dapat saya kutif atau disimpulkan:

1. Pendidikan berbasis merdeka belajar. 

Merdeka belajar merupakan sebuah cara pendekatan yang dilakukan supaya murid dapat mengoptimalkan bakat dan potensi yang dimilikinya, berkarya seluas-luasnya dengan mengikuti kodrat alam dan kodrat zaman. 

2. Pendidikan sesuai kodrat alam dan zaman. 

Anak terlahir berdasarkan suku dan budaya masing-masing yang harus diperkuat, dipelihara dan dilestarikan kebiasaannya dengan mengikuti perkembangan zaman. 

3. Pendidikan harus bersifat menuntun. 

Menuntun diibaratkan membantu orang sedang menyebrang di jalan agar sampai ke tempat tujuan dengan selamat dan tercapai keinginannya, sama hal nya dalam pendidikan seorang guru harus mampu menuntun muridnya agar bisa tercapai keinginannya.

4. Pendidikan harus memandang hormat kepada murid. 

Ada istilah "menghamba kepada murid". Seorang guru harus memprioritaskan terhadap murid di sekolahnya, tidak pandang bulu karena perbedaan suku, budaya, dan adat kebiasaannya. Pada hakikatnya semua murid memiliki hak belajar yang sama, maka sudah sewajarnya seorang guru harus mendedikasikan semuanya demi kemajuan murid bahkan berkorban untuk murid sangat luar biasa patut di acungkan jempol. 

5. Pendidikan harus bersifat continue. 

Sesuai hadits nabi "menuntut ilmu hukumnya wajib mulai dari buaian sampai mati". Pendidikan juga harus berkelanjutan tanpa ada jeda dan ruang berhenti, seperti filosofi hidup dari ilmu padi "Pendidikan seperti menanam padi". Kita lihat seorang petani ketika menanam padi, mulai dari pembibitan, penyemaian, pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan hingga panen. Petani menanam bibit unggul, memupuk supaya subur, menjaga dari hama, dan merawatnya agar menjadi padi yang berkualitas.

Jadi sebagai guru, saya harus menuntun, memupuk menjaga, dan merawatnya supaya menjadi anak yang berkualitas. Sangat relevan dengan filosofi hidup dari sebuah padi "kian berisi kian merunduk", artinya semakin tinggi ilmunya semakin rendah hatinya.

Setelah mengetahui dan merangkum dari beberapa pemikiran-pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara saya tergugah dan memiliki semangat dalam jiwa untuk mencoba menjalankan dan mengaplikasikan di sekolah tempat saya mengajar. (Membumi Bersama Ki hajar Dewantara)

Mungkin sekian yang dapat saya simpulkan dan dipelajari dari pemikiran-pemikiran bapak Ki Hadjar Dewantara, terima kasih sudah membaca artikel ini, mohon maaf apabila ada tulisan yang kurang dimengerti dan kurang jelas. 

Khud ma sofa wada' ma kadar. 

Wassalamu'alaikum Wrb. 

Comments