A. PENGERTIAN WALISONGO
Walisongo diambil dari bahasa jawa yang artinya.
Wali = Utusan/wali
Songo = Sembilan
Jadi Walisongo dapat diartikan Wali Sembilan
B. NAMA-NAMA WALISONGO
C.KISAH SINGKAT WALISONGO
1.
Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)
Maulana Malik
Ibrahim disebut juga Sunan Gresik atau Sunan Tandhes. Ia lahir di Samarkand,
Asia Tengah dan wafat di Desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.
Kisah keteladanannya adalah semangatnya mendakwahkan Islam. Sunan Gresik banyak membela rakyat (Jawa) yang tertindas oleh Majapahit. Ia juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam.
Kisah keteladanannya adalah semangatnya mendakwahkan Islam. Sunan Gresik banyak membela rakyat (Jawa) yang tertindas oleh Majapahit. Ia juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam.
2.
Sunan Ampel (Raden Rahmat)
Sunan Ampel atau
Raden Rahmat dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Makam Sunan Ampel
terletak di dekat Masjid Ampel, Surabaya. Kisah keteladanan yang menarik adalah
ketika Sunan Ampel berdakwah kepada Prabu Brawijaya. Meskipun akhirnya tidak memeluk
agama Islam, Prabu Brawijaya terkesan dengan ajaran agama Islam sebagai ajaran
budi pekerti yang mulia. Sunan Ampel mengajarkan falsafah Moh Limo (5M). Yang
dimaksud dengan Moh Limo adalah tidak mau melakukan lima perbuatan tercela,
yaitu:
(1) main (berjudi)
(2) ngombe
(mabuk-mabukan)
(3) maling (mencuri)
(4) madat (menghisap
candu atau ganja)
(5) madon (berzina)
3.
Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Sunan Bonang adalah
putra Sunan Ampel dan sekaligus muridnya. Ia wafat pada tahun 1525.
Kisah keteladanannya adalah cara berdakwahnya yang bijak. Sunan Bonang sering menggunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka. Ia memasukkan alat musik bonang pada seperangkat alat musik gamelan. Oleh karena itu, ia dikenal dengan sebutan Sunan Bonang. Sunan Bonang juga penggubah Suluk Wijil dan Tembang Tombo Ati
Kisah keteladanannya adalah cara berdakwahnya yang bijak. Sunan Bonang sering menggunakan kesenian rakyat untuk menarik simpati mereka. Ia memasukkan alat musik bonang pada seperangkat alat musik gamelan. Oleh karena itu, ia dikenal dengan sebutan Sunan Bonang. Sunan Bonang juga penggubah Suluk Wijil dan Tembang Tombo Ati
4.
Sunan Drajat
Sunan Drajat juga
putra Sunan Ampel. Ia diperkirakan wafat pada 1522. Pesantren Sunan Drajat
dijalankan di Desa Drajat Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur. Kisah
keteladanannya adalah cara dakwahnya yang menekankan keteladanan dalam hal
perilaku yang terpuji, kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran
masyarakat sebagai pengamalan agama Islam. Sunan Drajat juga berdakwah melalui
kesenian. Tembang Macapat Pangkur disebut sebagai ciptaannya.
5.
Sunan Kudus
Sunan Kudus adalah
putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji. Ia memiliki peran yang besar dalam
pemerintahan Kesultanan Demak. Ia menduduki posisi sebagai panglima perang,
penasihat Sultan Demak, dan hakim peradilan negara. Sunan Kudus banyak
berdakwah di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah
menjadi muridnya adalah Sunan Prawata penguasa Demak dan Arya Penangsang
adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal adalah Masjid
Menara Kudus. Sunan Kudus wafat pada tahun 1550.
6.
Sunan Giri
Sunan Giri adalah
putra Maulana Ishaq. Ia termasuk murid Sunan Ampel dan seperguruan dengan Sunan
Bonang. Salah satu keturunannya adalah Sunan Giri Prapen yang menyebarkan agama
Islam ke wilayah Lombok dan Bima. Sunan Giri sangat berjasa mendakwahkan Islam
di Jawa bahkan sampai ke wilayah timur Indonesia. Ia pernah menjadi hakim dalam
perkara Syeh Siti Jenar. Ia pun juga berdakwah melalui kesenian. Tembang Islami
untuk dolanan anak-anak diciptakannya, seperti Jamuran, Jithungan dan Delikan.
7.
Sunan Kalijaga (Raden Said)
Sunan Kalijaga
adalah putra Adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur
atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh Subakir). Ia adalah murid Sunan Bonang.
Sunan Kalijaga juga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk
berdakwah, seperti wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilirilir dan
Gundul-gundul Pacul juga dianggap sebagai hasil karyanya.
8.
Sunan Muria (Raden Umar Said)
Sunan Muria atau
Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah adik ipar Sunan Kudus.
Tempat tinggalnya di Gunung Muria yang letaknya di sebelah utara kota Kudus,
Jawa Tengah. Seperti ayahnya, Sunan Kalijaga, ia berdakwah dengan cara lembut.
Kesenian gamelan dan wayang tetap digunakannya sebagai alat berdakwah. Sunan
Muria menciptakan tembang Sinom dan Kinanti. Sasaran dakwahnya, para pedagang,
nelayan, pelaut, dan rakyat jelata.
9.
Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)
Sunan Gunung Jati
atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin. Ia berjasa
mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya yang kemudian
menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin juga
berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten sehingga
kemudian menjadi Kesultanan Banten. Sunan Gunung Jati memberikan keteladanan
yang baik dalam bekerja. Ia sering ikut bermusyawarah dengan para wali lainnya
di Masjid Demak. Pada pembangunan Masjid Agung Sang Ciptarasa (1480), Sunan
Gunung Jati melibatkan banyak pihak, termasuk para wali lainnya dan sejumlah
tenaga ahli yang dikirim oleh Raden Patah.
Sumber
WIKIPEDIA.COM
BUKU PAKET PAI dan BP KELAS 4 KURIKULUM 2013
REVISI 2017
Comments