Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumber Daya (II ABDUL MUHYI MUDRIKA)
KONEKSI ANTAR MATERI PEMBELAJARAN MODUL 3.2
PEMIMPIN PEMBELAJARAN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA
Nama saya Ii Abdul Muhyi Mudrika,
CGP angkatan ke-7, lahir di Bandung pada tanggal 29 Maret 1993, saya seorang
pendidik di SDN Babakan Wangi Kec. Cicalengka Kab. Bandung.
Dalam pembelajaran modul 3.2 sekolah
diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, dimana ekosistem merupakan tata interaksi
antara unsur hidup (biotik) dengan unsur yang tidak hidup (abiotik). Ekosistem
merupakan sebuah pola hubungan yang saling menunjang, jadi unsur biotik dan abiotik
harus saling berinteraksi satu sama lainnya agar bisa menciptakan hubungan yang
baik sehingga akan terjadi hidup yang damai, nyaman dan tentram.
Sebagai pemimpin pembelajaran
dalam pengelolaan sumber daya guru harus memiliki kemampuan dalam memanfa’atkan
segala aset yang ada pada ekosistem sekolah untuk mendukung proses pembelajaran,
sekecil apapun aset yang nampak harus dimanfa’atkan dengan baik dan bernilai
positif, contohnya sekolah yang berdekatan dengan area pemakaman umum bisa
dimanfa’atkan sebagai pembelajaran pendidikan agama. Jadi bagi saya cara untuk
mengimplementasikan sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya
yaitu berupaya dapat mengelola dan mememanfa’atkan segala aset yang ada tanpa
menunggu aset yang baru, karena sekecil apapun aset jika diberdayakan maka akan
memberikan dampak positif yang besar, sebaliknya jika sebuah aset meskipun besar
jika tidak diberdayakan maka hasilnya akan nihil.
Dalam pengelolaan sumber daya di
sekolah haruslah tepat karena jelas akan membantu pembelajaran murid menjadi berkualitas,
contohnya seorang guru matematika lulusan universitas terbaik mengajar
pendidikan agama islam akan lebih tepat dengan seorang guru lulusan pendidikan
agama islam meskipun lulusan sekolah tinggi biasa atau sebaliknya. Jadi dalam
pengelolaan sumber daya saya harus dapat mengidentifikasi berbagai sumber daya
di daerah sekitar sekolah dan memiliki strategi pemanfa’atannya secara efektif.
Dalam hal ini saya juga harus memperhatikan aset atau modal-modal yang dimiliki
sekolah terutama modal manusia, sosial, fisik, lingkungan, finansial, politik
dan agama/budaya.
Kaitannya dengan modal sekolah
untuk membantu pembelajaran murid menjadi berkualitas saya harus berpikir
berbasis aset, guru harus bisa menumbuhkan sikap kreatif, mandiri,
berkolaborasi dengan rekan guru, memanfa’atkan komunitas praktisi, saling
berbagi ilmu dan pengalaman sehingga pembelajaran akan tetap berpusat pada
murid. Implementasi pengelolaan sumber daya juga sangat erat kaitannya dengan
pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosial karena memerlukan perlengkapan
atau media pembelarajan sehingga perlunya mengelola aset untuk berlangsungnya pembelajran,
dengan memberdayakan modal-modal yang ada insyaallah pembelajaran akan lebih
bermakna seperti memberdayakan perpustakaan yang saat ini sudah jarang terjamah
oleh murid.
Pada akhirnya terbukalah pikiran
saya untuk selalu lebih kreatif dalam bertindak ketika disekolah, khususnya
pada pengelolaan sumber daya. Terutama langkah pertama yang akan saya lakukan
adalah memberdayakan kembali perpustakaan di sekolah tempat saya mengajar yang
sudah jarang terjamah oleh murid dikarenakan tidak ada petugas di ruang
perpustakaan tersebut, sehingga ada ide saya yang akan mengelola perpustakaan
tersebut untuk membantu pembelajaran murid menuju yang berkualitas.
Sekian yang dapat saya sampaikan, yang benar hak milik Allah dan
yang salah murni dari kesalahan tangan dan tulisan saya.
Note: Artikel ini ditulis untuk memenuhi syarat mengerjakan tugas
modul 3.2 koneksi antarmateri.
(II ABDUL MUHYI MUDRIKA CGP ANGKATAN KE 7)
SDN BABAKAN WANGI KAB. BANDUNG
Sumber:
-
Paket
modul 3.2 program pendidikan guru
penggerak
-
Guru
berbagi
Comments