KONEKSI PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
Nama saya Ii Abdul Muhyi Mudrika, CGP angkatan ke-7, lahir di Bandung pada
tanggal 29 Maret 1993, saya seorang pendidik di SDN Babakan Wangi Kec.
Cicalengka Kab. Bandung.
Di awal modul saya sudah mempelajari filosofi pendidikan yang disampaikan
oleh bapak pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantara. Beliau menyampaikan bahwa
pendidikan memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki
anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya
baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Berangkat dari
pemikiran beliau maka peran pendidik dipandang sangat mulia namun memiliki
tanggung jawab besar dalam menuntun muridnya.
Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid diantaranya dengan konsep
pembelajaran berdiferensiasi dan kompetensi sosial emosional (KSE). Sesuai
dengan salah satu filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara tentang menghadapi
siswa yang memiliki keragaman yang berbeda.
Pembelajaran Sosial dan Emosional merupakan
salah satu langkah yang tepat untuk mewujudkan kebutuhan belajar murid.
Menurut teori CASEL
(Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) Kompetensi
Sosial dan Emosional (KSE), yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran
sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab.
1. Memahami, menghayati dan
mengelola emosi (kesadaran diri)
2. Menetapkan dan mencapai tujuan
positif (manajemen diri)
3. Merasakan dan menunjukkan empati
kepada orang lain (kesadaran sosial)
4. Membangun dan mempertahankan
hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)
5. Membuat keputusan yang bertanggung
jawab. (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)
Dalam pembelajaran modul 2.2 saya sangat
mengingat bahwa pembelajaran harus menunjukkan kesejahteraan psikologis
(well-being), Well-being adalah sebuah kondisi individu yang
memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat
keputusan dan mengatur tingkah lakunya. Selain itu kita harus memperhatikan 4
indikator, yaitu: pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar
guru dan kurikulum akademik, penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah,
dan penguatan pembelajaran sosial emosional pendidik dan tenaga kependidikan
(PTK) di sekolah. (Buku Panduan CGP modul 2.2)
Sebelum mengenal PSE saya beranggapan bahwa
pembelajaran sosial dan emosional hanya ada dalam Pendidikan Agama Islam atau
di madrasah saja, tapi setelah mempelajari modul 2.2 ternyata meluas dan
menyeluruh dan berlaku untuk semua jenjang pendidikan sehingga sangat penting
untuk diterapkan dan diintegrasikan secara eksplisit dalam pembelajaran.
Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk
memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi
akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan
penting yang saya pelajari adalah:
- Memperlakukan anak dengan sebaik mungkin
untuk menumbuhkan kesadaran diri dan dapat memanajemen dirinya.
- Menumbuhkan sikap anak agar memiliki sikap
sadar sosial yang tinggi dan mempunyai hubungan relasi dengan sesama yang baik.
- Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab
agar mampu dengan cepat mengambil sebuah keputusan.
Perubahan yang akan saya terapkan:
Bagi Murid-Murid
Sebelum pembelajaran dimulai saya akan
mencoba menerapkan Pembelajaran Sosial dan Emosional memberikan kesejahteraan
psikologis (well-being). Selain itu saya harus memperhatikan iklim kelas dan mengimplementasi Pembelajaran Sosial Dan Emosional (KSE kesadaran diri)
seperti selalu membuka pembelajaran dengan hangat, mengajak murid untuk hening
sejenak menarik nafas dan merasakan udara segar (selalu merefleksi setiap pembelajaran) insyaalah.
Bagi Rekan Sejawat
Selalu berbuat baik dan bermanfaat untuk
rekan sejawat dalam setiap waktu, karena didalam hadist juga dijelaskan
sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat. Dengan segala keterbatasan ini
saya akan mencoba memberikan hal yang terbaik untuk sekolah dan selalu
bijaksana mengambil sebuah keputusan.
Sumber: (Buku Panduan Modul 2.2)
Comments