Bacalah Keutamaan 10 Hari Di Bulan Dzulhijjah


KEUTAMAAN SEPULUH HARI DI BULAN DZUL HIJJAH (Bag 1)

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَالْفَجْرِ. وَلَيَالٍ عَشْرٍ. وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ. وَاللَّيْلِ إِذَا يَسْرِ. هَلْ فَيْ ذٰلِكَ قَسَمٌ لِذِيْ حِجْرٍ. أَلَمْ تَرَ كَيْفَ............ (الفجر ١-٦)

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Demi fajar dan malam yang sepuluh. Dan yang genap dan yang ganjil. Dan malam bila berlalu. Pada yang demikian itu terdapat sumpah bagi orang yang berakal. Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana......... dst. (QS. Al-Fajr: 1-6)

(Demi fajar) Allah bersumpah dengan waktu pagi, atau dengan menyingsingnya, sebagaimana firman Allah SWT, "Demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing". Atau, dengan salat shubuh.

(Dan malam yang sepuluh) sepuluh malam Dzul Hijjah, dan oleh karenanya, fajar ditafsirkan dengan fajar hari 'Arafah atau hari Nahar. Atau sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadan. Sedang dinakirahkannya 'Layaalin 'Asyrin' adalah karena sangat pentingnya. Dan dibaca pula'Wa layaali 'Asyrin', dengan dimudhafkan, dengan pengertian, bahwa yang dimaksud sepuluh ialah sepuluh hari.

(Dan yang genap dan yang ganjil) dan segala sesuatu, baik yang genap maupun yang ganjil. Atau Allah SWT, "Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasang". Sedang yang menciptakan ialah Allah, karena Dialah Yang Maha Sendiri.

Adapun orang yang menafsirkan yang genap dan yang ganjil dengan unsur-unsur yang empat dan falak-falak, atau dengan gugusan bintang dan bintang-bintang beredar, atau dengan salat yang genap salat yang ganjil, dan dengan hari Nahar dan hari'Arafah, dan memang ada riwayat yang diriwayatkan secara marfu, atau dengan tafsiran lainnya, maka barangkali ia bermaksud menyebutkan bermacam-macam makna satu persatu, yang dia pandang lebih nyata menunjukkan kepada keesaan Allah, atau dapat mengantarkan kepada agama, atau sesuai dengan ayat sebelumnya, atau lebih banyak manfaatnya, hingga menyebabkan bersyukur.

(Dan malam apabila berlalu) apabila lewat, sebagaimana firman Allah SWT, "Demi malam ketika berlalu". Adapun pemberian ikatan dengan cara seperti itu, karena pergantian malam dan siang memuat penujukan yang kuat atas kekuasaan Allah yang sempurna dan nikmat-Nya yang banyak.

(Sungguh, pada yang demikian itu), sumpah. Sedang yang disumpahkan ialah: (sumpah) janji teguh, atau yang dijanjikan, (bagi orang yang berakal) yang memperhatikannya dan menegaskan dengan sumpah itu apa yang ingin dia mantapkan.

Al-Hijru: Akal, disebut demikian, karena akal menahan terhadap apa yang tidak patut dilakukan, demikian pula disebut aqal, nuhyah dan hashah, berasal dari kata Al-Ihsha' yang berarti menetapkan. Adapun yang disumpahi adalah mahdzuf, yaitu: benar-benar Allah hendak mengazab, hal mana ditunjukkan oleh firman-Nya, "Alam tara kaifa......dst".   

Menurut hadits Aus Radhiyallahu Anhu, bahwa dia mengatakan: Nabi SAW bersabda:

اَكْثِرُوْا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَاِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوْضَةٌ عَلَيَّ.

"Banyak-banyaklah membaca selawat untukku pada hari Jum'at, karena sesungguhnya selawatmu itu dibawa kehadapanku".

Dan dari Salman ibn Suhaim Rahmatullahi 'Alaih, bahwa dia mengatakan: Pernah saya bermimpi melihat Nabi SAW. Saya berkata, "Ya Rasulullah, mereka itulah yang datang kepadamu lalu mengucapkan salam kepadamu, apakah engkau mengerti ucapan salam mereka?" Maka jawab Nabi SAW, "Ya, dan aku menjawab ucapan salam mereka".

Sahabat beriman, sebagian ulama mengatakan, "Barangsiapa berpuasa pada hari-hari ini, maka Allah akan memuliakannya dengan sepuluh perkara: berkah umurnya, bertambah hartanya, terpelihara keluarganya, dihapuskan kesalahan-kesalahannya, dilipatgandakan kebaikan-kebaikannya, dimudahkan ketika sakaratul maut, mendapat penerangan dalam kegelapan kuburnya, diberatkan timbangan (kebaikan) nya, selamat dari keruntuhan-keruntuhan dan meningkat derajat-derajatnya.

Dan begitu juga diriwayatkan, sesungguhnya Allah memilih tiga macam hari-hari yang sepuluh dalam setahun: sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadan, karena memuat keberkahan-keberkahan malam Qadar, sepuluh hari bulan Adhha (Dzulhijjah), karena memuat hari Tarwiyah, hari 'Arafah, kurban-kurban, talbiyah, haji dan bermacam-macam ibadah lainnya.

Dan yang lain ialah sepuluh hari bulan Muharram, karena memuat keberkahan-keberkahan hari 'Asyura.

Dan menurut sebuah Khabar, "Barangsiapa berpuasa pada hari 'Arafah dalam bulan Dzulhijjah, maka Allah SWT menuliskan baginya (pahala) berpuasa selama enam puluh tahun, dan oleh Allah dia dicatat tergolong orang-orang yang khusyu'".

Wallahu A'lam Bish Shawab.

Bacalah-hikmah-raya-idul-fitri

Comments